Para wanita yang menjalani kemoterapi untuk mengobati kanker payudara mengeluhkan berbagai efek samping yang mereka alami, mulai dari rasa pusing hingga kerontokan rambut.
Penelitian terkini yang diterbitkan oleh Journal of the National Cancer Institute telah mengidentifikasi delapan efek samping serius yang berhubungan dengan kemoterapi.
Demam dan infeksi merupakan penyebab utama seseorang mengunjungi rumah sakit. Efek samping serius yang lain adalah rendahnya jumlah sel darah putih dan keping-keping darah (platelet) serta gangguan elektrolit yang mengakibatkan dehidrasi.
Penelitian terkini yang diterbitkan oleh Journal of the National Cancer Institute telah mengidentifikasi delapan efek samping serius yang berhubungan dengan kemoterapi.
Demam dan infeksi merupakan penyebab utama seseorang mengunjungi rumah sakit. Efek samping serius yang lain adalah rendahnya jumlah sel darah putih dan keping-keping darah (platelet) serta gangguan elektrolit yang mengakibatkan dehidrasi.
"Para wanita harus waspada akan efek samping negatif yang ditimbulkan oleh kemoterapi, namun di sisi lain juga jangan sampai mereka memutuskan untuk tidak melakukan kemoterapi hanya semata berlandaskan kesimpulan penelitian kami ini", kata Dr. Michael Hassett, ketua tim peneliti yang juga seorang pembina medis di Harvard Medical School.
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Hassett ini memang bukanlah suatu randomized controlled trial, yaitu suatu jenis investigasi teliti yang diperlukan untuk mengubah pedoman praktek klinik. Akan tetapi beberapa penelitian sejenis yang sedang dilakukan, ditujukan untuk mencari berbagai efek samping yang berhubungan dengan kemoterapi. Sementara itu, upaya perbaikan berkesinambungan telah dilakukan pada penanganan pasien kemoterapi.
"Para dokter telah berusaha keras untuk mencegah beberapa efek samping umum yang ditimbulkan oleh kemoterapi, yaitu rasa mual", kata Dr. Jennifer J. Grigg, seorang guru besar pada jurusan ilmu penyakit dalam yang juga merangkap sebagai ketua Breast Cancer Survivorship Program pada University of Michigan Health System di Ann Arbor.
"Lagi pula dokter juga secara rutin memberikan colony stimulating factors", tambah Dr. Grigg. "Suntikan ini meningkatkan pasokan sel darah putih yang berguna untuk memerangi infeksi, dan metode ini nampaknya dapat menurunkan risiko demam dan infeksi yang lain".
Kemoterapi adalah suatu pengobatan sistemik, yang berarti bahwa kemoterapi bekerja di seluruh bagian tubuh untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi dapat dilakukan sebelum dilakukan pembedahan atau radiasi untuk mengecilkan ukuran tumor, dan dapat pula dilakukan setelahnya guna membunuh sisa sel kanker.
Disamping manfaatnya yang sangat efektif melawan cepatnya pertumbuhan sel kanker, kemoterapi juga berpengaruh terhadap sel normal, hal inilah yang menyebabkan terjadinya efek samping. Selain rasa mual dan kerontokan rambut, efek samping lainnya yang umum ditemui adalah rasa penat (lelah), muntah, menurunnya jumlah sel-sel darah, sakit pada mulut dan nyeri. Hal ini dikatakan oleh US National Cancer Institute.
Dr. Hassett dan rekan-rekannya mengadakan penelitian untuk mengetahui jumlah, penyebab, dan biaya yang disebabkan oleh efek samping serius kemoterapi. Mereka mengevaluasi data lebih dari 12.000 wanita berusia 63 tahun ke bawah yang baru didiagnosis menderita kanker payudara. Sejumlah 4.075 orang diantaranya mendapatkan kemoterapi.
Mereka menemukan bahwa pasien kemoterapi berpeluang sebesar 61% untuk menderita sakit yang mengharuskan mereka dirawat inap atau jalan, sedangkan yang tidak mendapat kemoterapi hanya berpeluang sebesar 42%. Pasien kemoterapi juga menambah biaya rata-rata sebesar $1.271 per tahun untuk mengobati efek samping kemoterapi.
Dr. Hassett menyarankan agar mempertimbangkan antara manfaat dan efek samping dari kemoterapi sebelum memutuskan untuk menjalaninya. Diskusi dengan spesialis kanker juga perlu dilakukan.
[Dari apoteker.info dalam http://mimi-breastfriend.blogspot.com ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar