Senin, 25 Juli 2011

KENALI NEGERIMU CINTAI NEGERIMU

Bledug Kuwu 
Foto 1 dari  1Bledug Kuwu di Kabupaten Grobogan
Indonesia memiliki banyak potensi wisata alam, salah satunya adalah tempat wisata Bledug Kuwu yang terletak di daerah Kabupaten Purwodadi Propinsi Jawa Tengah.

Bledug Kuwu adalah sebuah kawah lumpur (mud volcano) yang terletak di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Propinsi Jawa Tengah. Tempat ini dapat ditempuh kurang lebih 28 km ke arah timur dari kota Purwodadi. Bledug Kuwu merupakan salah satu obyek wisata andalan di daerah ini, selain sumber api abadi Mrapen, dan Waduk Kedungombo. Obyek yang menarik dari bledug ini adalah letupan-letupan lumpur yang mengandung garam dan berlangsung terus-menerus secara berkala, antara 2 dan 3 menit.

Suaranya yang secara periodik meletupkan bunyi bledug ( seperti meriam ) dari gelembung lumpur bersamaan dengan keluarnya asap, gas dan air garam. Melalui proses tersebut menjadikan daratan bledug yang dulunya berada di dasar laut, sekarang menjadi daratan dengan ketinggian kurang lebih 53 meter dari permukaan laut. Luas arealnya 45 Ha dengan suhu minimum 31 derajat celcius.

Untuk menuju lokasi tempat wisata "bledug kuwu" kita harus menepuh jalan darat dari Semarang melalui Purwodadi sampai di desa Kluwu.
Sepanjang perjalanan kita dapat menyaksikan pemandangan alam berupa hamparan sawah yang hijau dan langit yang biru. Pemandangan bukit - bukit yang indah sepanjang perjalanan menuju "bledug kuwu" juga membuat perjalanan kita tidak membosankan.

Sesampai di "bledug kuwu", ada perbedaan nuansa yang sangat berbeda, jika selama perjalanan kita disuguhi pemandangan alam yang indah dan subur, di "bledug kuwu" lokasinya tandus, panas dan tidak subur, tapi hal ini juga merupakan daya tarik tersendiri. Selain menikmati keindahan "bledug kuwu" di tempat ini banyak terdapat beberapa penduduk yang mencari nafkah dari "bledug kuwu" dengan memanfaatkan sumber "bledug kuwu" menjadi garam dapur. Kemasyuran rasa garam "bledug kuwu" tercatat didalam sejarah keraton Surakarta. Hal ini dapat dibuktikan melalui berbagai keterangan dari masyarakat sekitarnya. Didaerah ini terdapat gunungan - gunungan kecil yang puncaknyanya mengeluarkan lumpur berwarna kekuning kuningan.


Petani Garam Bledug Kuwu, Jateng 
Geologi
Secara geologi, kawah lumpur Kuwu, sebagaimana kawah lumpur lainnya, adalah aktivitas pelepasan gasdari dalam teras bumi. Gas ini biasanya adalah metana. Kuwu adalah satu-satunya yang berlokasi di Jawa Tengah. Letupan-letupan lumpur yang terjadi biasanya membawa pula larutan kaya mineral dari bagian bawah lumpur ke atas. Banjir lumpur panas Sidoarjo juga diakibatkan oleh kawah lumpur, meskipun untuk yang terakhir ini tingkat aktivitasnya lebih tinggi

"Bledug kuwu" mempunyai keistimewaan tersendiri, berdasarkan peta geologi Dr.AJ Panekoek, bahwasanya tanah - tanah yang ada bledugnya adalah jenis Alvuial Plains(tanah endapan atau tanah mengendap) bersamaan dengan meletupnya bledug, keluarlah uap, gas dan garam. Suara bledug terjadi dari muntahnya lumpur dari kawah. Lumpur yang keluar berwarna kelabu atau kelabu kehitam - hitaman, tetapi akan berwarna putih jika dicampur dengan air dan jika diendapkan akan air endapan "bledug kuwu" adalah tanah kapur dan tepat sekali jika disitu dulunya laut kemudian menjadi daratan, karena erosi dari gunung kapur sudah tentu endapannya mengandung kapur.

Kandungan Garam
Ladang garam di sekitar kawah lumpur.
Lumpur dari kawah ini airnya mengandung garam, oleh masyarakat setempat dimanfaatkan untuk dipakai sebagai bahan pembuat garam bleng (IPA: /bləng/) secara tradisional. Caranya adalah dengan menampung air dari bledug itu ke dalam glagah (batang bambu yang dibelah menjadi dua), lalu dikeringkan.


Legenda
Menurut cerita turun temurun yang beredar di kalangan masyarakat setempat, Bledug Kuwu terjadi karena adanya lubang yang menghubungkan tempat itu dengan Laut Selatan (Samudera Hindia). Konon lubang itu adalah jalan pulang Joko Linglung dari Laut Selatan menuju kerajaan Medang Kamulan setelah mengalahkan Prabu Dewata Cengkar yang telah berubah menjadi buaya putih di Laut Selatan. Joko Linglung konon bisa membuat lubang tersebut karena dia bisa menjelma menjadi ular naga yang merupakan syarat agar dia diakui sebagai anaknya Raden Aji Saka.

Mengunjungi Bledug Kuwu berarti mempelajari sebuah fenomena alam dan ketakjuban kita menjadi rasa syulkur kita atas nikmat dan bukti kekuasaan Allah ta'ala. Jangan lupa membawa payung meski tidak hujan, untuk mengurangi sengatan panas matahari. Patuhi aturan berkunjung yang telah ditentukan pengelola setempat. Selamat berlibur.  (KR01)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar