Permainan Angklung Cetak Rekor Dunia
New York
| 20:04 Sun, 10 Jul 2011
51
Wahyu Wening / Jurnal Nasional
Jurnas.com | INDONESIA berhasil mengukir rekor dunia "Guinness World Records" permainan angklung dengan peserta multibangsa terbanyak, setelah lebih dari 5.000 orang memainkan lagu "We Are the World" di Washington DC, Amerika Serikat, Sabtu petang (9/7) waktu setempat.
Lagu ciptaan Michael Jackson dan Lionel Richie itu berhasil dimainkan para peserta di bawah panduan Daeng Udjo dari Saung Angklung "Udjo" di Bandung, Jawa Barat.
Pencetakan rekor dunia itu berlangsung di taman National Mall-Washington Monument. Lokasi ini menghadap Capitol Hill (Gedung Kongres AS) dan berseberangan dengan Gedung Putih, kantor dan kediaman resmi Presiden AS.
Para peserta yang masing-masing mendapatkan sebuah angklung serta syal batik atau ikat kepala khas Bali saat memasuki arena, mengikuti panduan Daeng Udjo dengan membunyikan angklung berdasarkan salah satu nama pulau di Indonesia yang tercantum pada angklung mereka.
Nama-nama pulau tersebut --Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Lombok, Maluku, Flores, Papua, Halmahera-- secara berurutan menggambarkan not do-re-mi-fa-so-la-si-do (atas)-re (atas)-mi (atas). Peserta membunyikan angklung masing-masing saat Daeng Udjo memberikan tanda not-not tersebut dengan menggunakan berbagai bentuk tangan.
Daeng juga melatih para peserta memainkan beberapa lagu, seperti "Take Me Home, Country Roads" ciptaan John Denver, Taffy Nivert, dan Bill Danoff, sebelum akhirnya masuk ke lagu resmi pencetakan rekor, "We Are the World".
Sebelum pengumuman, juri dari pihak "Guinness World Records" mengaku terkesima dengan kenyataan bahwa banyak peserta sebelumnya sama sekali tidak pernah memegang angklung namun pada Sabtu sore di National Mall bisa bersama-sama memainkan "We Are the World".
"Ini di luar dugaan. Saya tadi di panggung hampir menangis," kata Duta Besar Indonesia untuk AS, Dino Patti Djalal, kepada Antara, tentang kepastian yang diumumkan pihak "Guinness World Records" dari atas panggung bahwa rekor angklung berhasil dicetak dengan peserta mencapai 5.182 orang.
Sebelumnya pada Sabtu siang, Dino mengaku tidak dapat memprediksi berapa --dari target 5.000 orang-- yang akan hadir memainkan angklung untuk mencetak rekor. "Hanya 1.000 orang pun bisa mencetak rekor kalau bisa memainkan lagu," tuturnya. Hingga Jumat (7/7), calon peserta yang terdaftar baru mencapai 1.600 orang.
Pembuatan rekor dunia permainan angklung itu juga diikuti dari atas panggung oleh sejumlah tokoh, termasuk Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan, Duta Besar RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York Hasan Kleib, Managing Director Bank Dunia Sri Mulyani serta pengusaha dan promotor musik Peter Gontha.
Selain pencetakan rekor dunia permainan angklung, hari Sabtu di tempat yang sama juga dijadikan sebagai Festival Indonesia dan hari perayaan multikulturalisme. Festival menghadirkan sejumlah artis Indonesia, seperti Sherina, Elfa`s Singers, Denada, Balawan serta artis mancanegara termasuk Brazilian Percussion, Interfaith Concert hingga kelompok musik kondang dari Australia, Air Supply. Antara
Lagu ciptaan Michael Jackson dan Lionel Richie itu berhasil dimainkan para peserta di bawah panduan Daeng Udjo dari Saung Angklung "Udjo" di Bandung, Jawa Barat.
Pencetakan rekor dunia itu berlangsung di taman National Mall-Washington Monument. Lokasi ini menghadap Capitol Hill (Gedung Kongres AS) dan berseberangan dengan Gedung Putih, kantor dan kediaman resmi Presiden AS.
Para peserta yang masing-masing mendapatkan sebuah angklung serta syal batik atau ikat kepala khas Bali saat memasuki arena, mengikuti panduan Daeng Udjo dengan membunyikan angklung berdasarkan salah satu nama pulau di Indonesia yang tercantum pada angklung mereka.
Nama-nama pulau tersebut --Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Lombok, Maluku, Flores, Papua, Halmahera-- secara berurutan menggambarkan not do-re-mi-fa-so-la-si-do (atas)-re (atas)-mi (atas). Peserta membunyikan angklung masing-masing saat Daeng Udjo memberikan tanda not-not tersebut dengan menggunakan berbagai bentuk tangan.
Daeng juga melatih para peserta memainkan beberapa lagu, seperti "Take Me Home, Country Roads" ciptaan John Denver, Taffy Nivert, dan Bill Danoff, sebelum akhirnya masuk ke lagu resmi pencetakan rekor, "We Are the World".
Sebelum pengumuman, juri dari pihak "Guinness World Records" mengaku terkesima dengan kenyataan bahwa banyak peserta sebelumnya sama sekali tidak pernah memegang angklung namun pada Sabtu sore di National Mall bisa bersama-sama memainkan "We Are the World".
"Ini di luar dugaan. Saya tadi di panggung hampir menangis," kata Duta Besar Indonesia untuk AS, Dino Patti Djalal, kepada Antara, tentang kepastian yang diumumkan pihak "Guinness World Records" dari atas panggung bahwa rekor angklung berhasil dicetak dengan peserta mencapai 5.182 orang.
Sebelumnya pada Sabtu siang, Dino mengaku tidak dapat memprediksi berapa --dari target 5.000 orang-- yang akan hadir memainkan angklung untuk mencetak rekor. "Hanya 1.000 orang pun bisa mencetak rekor kalau bisa memainkan lagu," tuturnya. Hingga Jumat (7/7), calon peserta yang terdaftar baru mencapai 1.600 orang.
Pembuatan rekor dunia permainan angklung itu juga diikuti dari atas panggung oleh sejumlah tokoh, termasuk Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan, Duta Besar RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York Hasan Kleib, Managing Director Bank Dunia Sri Mulyani serta pengusaha dan promotor musik Peter Gontha.
Selain pencetakan rekor dunia permainan angklung, hari Sabtu di tempat yang sama juga dijadikan sebagai Festival Indonesia dan hari perayaan multikulturalisme. Festival menghadirkan sejumlah artis Indonesia, seperti Sherina, Elfa`s Singers, Denada, Balawan serta artis mancanegara termasuk Brazilian Percussion, Interfaith Concert hingga kelompok musik kondang dari Australia, Air Supply. Antara
Penulis: Retno Kustiati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar