Keindahan Batik Madura di Bangkalan
Batik Madura menyerbu Bangkalan setelah jembatan Suramadu dibuka. Angin semilir berembus di sepanjang jembatan Suramadu, karena kami naik bus ber AC, semilir angina itu hanya bisa kami saksikan dari kibaran kain penanda arah angin yang bergerak kdari sisi timur ke barat tanpa henti. Sayangnya hari itu kami tidak ada jadwal untuk menikmati keindahan ekowisata Bangkalan. Namun ada beberapa informasi yang bisa kami bawa untuk oleh-oleh. Siapa tahu kelak Anda sempat menyeberangi jembatan Suramadu dan setidaknya punya waktu sehari di Madura.
Bangkalan menjadi pintu masuk ke Madura dari Jawa. Kabupaten berpenduduk 886 ribu jiwa (2003) itu merupakan salah satu kawasan perkembangan Surabaya . Di rencana tata ruang wilayah Jawa Timur, Bangkalan dimasukkan ke dalam kawasan Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya , Sidoarjo, dan Lamongan).
Saran setelah tiba di Bangkalan, Madura, tempat kunjungan pertama adalah Rumah Makan Ole Olang, di Jl Ketenangan Km 3, dengan adanya akses jembatan Suramadu maka jarak 100 km dari Surabaya dapat ditempuh kurang lebih 2 jam.
Di Madura, Ole Olang mempunyai arti menemukan arah tujuan yang benar. Di RM Ole Olang, pemilik rumah makan berharap, pengunjung menemukan tujuan yang benar di Madura. Ada banyak lokasi objek wisata di Bangkalan, selain karapan sapi. Ada pantai, kebun desa di Tanjungbumi, dan batik.
Suami-istri Lela dan Mulyar Muchtar pemilik RM Ole Olang ini menyediakan beragam makanan di rumah makan yang mereka dirikan empat tahun lalu itu. Ikan bakar menjadi menu andalan, dipadukan dengan sambal khas Ole Olang. Berada di pintu masuk Madura, rumah makan ini beromzet mencapai Rp 40 juta per hari ketika hari sedang ramai. "Kalau sepi hanya Rp 6 juta," ujar Muchtar.
Akhir pekan merupakan hari ramai di Bangkalan. Di rumah makan ini, kurang lengkap jika belum mencicipi es ole olang, yang dapat membantu mengatasi panas dalam. Ada juga Umun poco-poco, yang sering diburu saat bulan puasa untuk berbuka. Lela mengakui semua menu ia peroleh dari eksperimen. "Awalnya sering saya konsumsi sendiri, setelah banyak yang mencoba mereka bilang enak dan segar, yah saya jual saja jadi tambahan menu di rumah makan saya," ujar Lela.
Tak jauh dari RM Ole Olang, ada kerajinan batik Madura di sana. Toko batik
Madura kini juga menyebar di berbagai tempat di Bangkalan. Inilah berkah dari dioperasikannya jembatan Suramadu. Ada 20-an toko batik di Bangkalan, yang menjual batik dari Burneh (Bangkalan), Tanjungbumi (Bangkalan), maupun batik-batik dari Sumenep dan Pamekasan. Batik Madura hampir semuanya dikerjakan secara tradisional.
Madura kini juga menyebar di berbagai tempat di Bangkalan. Inilah berkah dari dioperasikannya jembatan Suramadu. Ada 20-an toko batik di Bangkalan, yang menjual batik dari Burneh (Bangkalan), Tanjungbumi (Bangkalan), maupun batik-batik dari Sumenep dan Pamekasan. Batik Madura hampir semuanya dikerjakan secara tradisional.
Batik Madura merupakan salah satu warisan budaya lokal Indonesia yang mempunyai nilai seni yang tinggi. Adalah kewajiban kita sebagai generasi penerus untuk melestarikannya dan jika mampu mengembangkannya sebagai bagian dari identitas bangsa. "Batik Madura dianggap kasar, padahal itulah letak kekuatannya dan tidak ditemukan di wilayah mana pun," ujar Lintu Tulistyantoro, staf pengajar Universitas Petra, Surabaya, yang meneliti batik Madura.
Batik Madura juga khas dengan warna yang saling bertabrakan. "Sangat unik," kata Lintu. Maka, orang menyebutnya bangbiron atau barabir untuk aneka warna batik yang norak itu. Warna merah memang mendominasi desain batik Madura. Karena itu, orang Cina dan Jepang menyukainya. Motifnya, binatang dan tumbuhan.
Ada yang khas dari batik tulis Madura. Yaitu batik gentongan di Tanjungbumi, Bangkalan. Batik ini menjalani proses akhir dengan perendaman selama 3-6 bulan. Sebelumnya, proses yang dilalui juga banyak Direndam dengan minyak kacang atau minyak randu selama dua bulan. Ini langkah untuk melembutkan kain. Baru kemudian kain digambari dan diwarnai. Proses pembilasan pertama membutuhkan waktu sebulan. Tiga bulan berikutnya adalah waktu untuk proses menutup gambar dan mewarnai kembali. Barulah kemudian direndam di gentong selama tiga bulan itu. "Proses yang cukup lama itulah membuat harga batik gentongan mahal, sekitar Rp 1 juta hingga Rp 5 juta," ungkap Lintu. Untuk batik tulis Madura selain gentongan masih murah. Yakni seharga seratus ribuan rupiah.
Di Surabaya, kita bisa mendapatkan batik Madura di Pusat Batik Madura, di Pusat Grosir Surabaya Konsep dasar PBM (Pusat Batik Madura) adalah menghadirkan koleksi-koleksi batik Madura, dari seluruh pelosok Madura, seperti batik Madura sangatlah banyak ragam jenisnya. Mulai dari batik Tanjungbumi, batik Pamekasan, Batik Sumenep, Sampang, dst. Bahkan dalam satu daerah, Bangkalan misalnya, terdapat banyak beraneka ragam motif batik. Namun, PBM hanya menghadirkan batik-batik tulis. Khusus batik tulis dari Madura. Bentuk seni batik paling murni adalah batik tulis, dan di pulau Madura, batik cap tidaklah terlalu populer. Sangat berbeda dengan daerah lain, dimana banyak yang dimaksud batik tulis adalah batik cap yang dikombinasi dengan batik tulis. (KR01)
Sumber:
http : //pusatbatikmadura.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar