Rabu, 04 Mei 2011

KAMPUSIANA SEMARANG METRO


Pelajar Perlu Didorong Pahami Pancasila


SEMARANG-03/05/11- Maraknya ideologi di luar Pancasila tidak hanya mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, tapi juga karakter pelajar sebagai generasi masa depan.

Supaya ideologi tersebut tidak meracuni otak mereka, maka pelajar harus didorong untuk kembali ke Pancasila. Langkah yang perlu dilakukan, yaitu membentuk karakter pelajar dengan diarahkan pada kegiatan-kegiatan positif, baik di dalam atau luar sekolah.


 ‘’Pelajar merupakan tonggak generasi muda yang masih bisa dimasuki oleh pemikiran apapun. Sehingga mereka perlu diarahkan jangan sampai menerima dan melakukan ideologi yang salah,’’ ungkap Ketua Satuan Pelajar Mahasiswa Pemuda Pancasila Jawa Tengah, Bono Handoko pada Seminar Revitalisasi Jiwa Pancasila di Kalangan Generasi Muda, Sabtu (30/4).

Para pelajar merupakan generasi muda yang masih labil dan rentan dimasuki oleh ideologi serta aliran yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu, kecenderungan saat ini semakin banyak pemuda khususnya pelajar yang meninggalkan ideologi Pancasila.

‘’Bangsa Indonesia sangat memerlukan sumber daya manusia (SDM) dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Sehingga, jika ingin merubah dunia, maka dari anak mudalah yang harus dididik,’’ jelas Drs Indiarto Edi Cahyono MPd dari Dinas Pendidikan Jawa Tengah.

Jika dicermati, karakter masyarakat Indonesia tidak sekuat pada masa lalu, bahkan sudah sangat rapuh. Hal itu disebabkan karena daya juang bangsa ini nyaris hilang ditelan berbagai godaan kepentingan sesaat.
Edi menuturkan, pendidikan karakter yang harus diterapkan kepada para generasi muda saat ini untuk membentuk pribadi-pribadi yang unggul, kuat dan tahan uji. Selain itu, peran guru juga sangat penting dan strategis dalam mengubah wajah pendidikan bangsa ini.

Sementara itu, Kabid Ideologi dan Kewaspadaan Badan Kesbangpol dan Linmas Jawa Tengah Eko Prihadi menjelaskan, kurangnya pengamalan terhadap ideologi Pancasila oleh masyarakat dapat terjadi, karena prinsip-prinsip dasar dan arah tujuan yang terkandung dalam ideologi tersebut tidak dipahami, dimengerti, dipergunakan, dan dilaksanakan sebagai pedoman hidup. (K3-53/KR01)

1 komentar:

  1. Jaman saya sekolah dulu ada pelajaran Pendidikan Moral Pancasila. Tapi kelihatannya sekarang sudah ganti jaket, kata anakku pelajaran Pancasila sudah gak ada pah, adanya PPKn.

    Apakah sama outputnya PMP dengan PPKn?
    (Kang Tulis Alumni Smala)

    BalasHapus