Selasa, 26 April 2011

WARTA KAMPUS


Melestarikan Budaya lewat Kartini Kartono



Senin pagi (25/4), biasanya kawan remaja buru-buru bangun pagi buat mengikuti upacara bendera. Sama halnya dengan teman-teman kita yang bersekolah di SMA N 5 Semarang. Tapi, bedanya mereka rela bangun pagi-pagi untuk berdandan. Hah, berdandan? Yap, bener banget!
Para siswa kelas X dan XI, wajib untuk memakai pakaian tradisional dari seluruh derah di Indonesia. Nggak cuma kebaya saja lho, bahkan ada pula siswa yang memakai pakaian adat Dayak plus hiasan bulu burung di kepala. Wow!
Setelah apel, beramai-ramai siswa menghias becak untuk dinaiki Kartini dan Kartono sebagai wakil dari kelasnya. Para Kartini dan Kartono diarak mengelilingi Jalan Pemuda, Jalan Piere Tendean, Jalan Imam Bonjol dan berakhir di SMA N 5 Semarang. Wah, seru banget!
Usai arak-arakan, masih ada kegiatan lainnya nih. Antara lain musikalilsasi puisi, menikmati kuliner tradisional dan jajanan khas Semarang, serta ini yang paling ditunggu, pemilihan Kartini Kartono. Nggak peduli teriknya matahari, teman-teman maju ke depan podium buat mendukung wakil dari kelasnya.
Meskipun, kegiatan arak-arakan dan mewajibkan seluruh warga sekolah untuk memakai pakain adat ini baru diadakan dua kali, tapi tanggapan siswa cukup tinggi lho.. Apalagi, kegiatan belajar mengajar ditiadakan. Hihihi… Sebelumnya, kegiatan tahunan ini hanya mewajibkan  Kartini dan Kartono saja yang memakai pakaian tradisional.
“Acara ini diadakan untuk memperingati Hari Kartini dengan mengenang jasa Ibu Kartini yang mengangkat derajat wanita Indonesia agar setara dengan kaum pria”, ungkap Bu Mindar selaku panitia. Bu Mindar juga menambahkan dengan memakai pakaian tradisional, kita juga sekaligus melestarikan budaya tradisional agar nggak dicuri lagi. Wah, setuju banget!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar